Lekat Kau ranting dan aku daun Aku enggan lepas walau angin merayu-rayu Jalanan mulai basah rintik ritmis Yang hendak memandikan sekujur tubuhku Tiada bulan, pada malam itu Kau ranting yang basah tetap memegang erat tanganku Yang lain terbang berjatuhan dan bahagia Aku terpanggil-panggil untuk mengikuti mereka Namun, lamat – lamat kau berbisik untuk aku tetap tinggal Karena di bawah sana akan ada air besar Yang akan menyeret tubuhku hingga tak akan lagi, aku Yang t erlihat di dekat pohon itu. Maret 2021 Aku, ranting dan danau Aku berkaca lewat air danau di bawah sana Apa yang bisa kulihat selain diri yang mungil menggenggam ranting, kekasihku Tiada batang akar, dan dia, tiada pula aku Angin dan hujan dan matahari selalu menjadi kawan Menjadi musuh pula, musuh usia Tiada mereka aku tak akan menari-menari Merekapun bisa menjadikanku rapuh dan terjatuh Namun, akar berjanji akan memegangku teguh Danau di bawah sana siap menangkapku ka
unplash/rice Pasar tradisional, supermarket, atau toko penjual kebutuhan pokok memang masih beroperasi. Tak ada yang tahu, di situasi pandemi ini, kegiatan ekonomi masyarakat khususnya pangan, apakah akan stabil seperti bulan ini, untuk dua atau tiga bulan ke depan. Masyarakat yang memiliki lahan, seperti persawahan, perkebunan, dan ternak kondisinya agaknya lebih baik dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka, ketimbang masyarakat di daerah perkotaan yang "menunggu" kiriman hasil olahan hasil pertanian di desa, kecuali masyarakat kota yang bisa mengolah lahan sempitnya menjadi lahan produktif. Untungnya akses distribusi pangan masih longgar dalam penerapan sistem PSBB di beberapa daerah, jika itu tidak terjadi, kelangkaan bisa saja terjadi, dan sumber pangan menipis, dan saya yakin, hal itu tidak pernah kita harapkan. Setidaknya dengan menerima kenyataan bahwa kondisi masyarakat, khususnya bidang pangan yang tidak stabil, kita bisa memulai dari diri kit