Langsung ke konten utama

Postingan

Untuk Ranting Kekasihku

  Lekat Kau ranting dan aku daun Aku enggan lepas walau angin merayu-rayu Jalanan mulai basah rintik ritmis Yang hendak memandikan sekujur tubuhku Tiada bulan, pada malam itu Kau ranting yang basah tetap memegang erat tanganku Yang lain terbang berjatuhan dan bahagia Aku terpanggil-panggil untuk mengikuti mereka Namun, lamat – lamat kau berbisik untuk aku tetap tinggal Karena di bawah sana akan ada air besar Yang akan menyeret tubuhku hingga tak akan lagi, aku Yang t erlihat di dekat pohon itu.   Maret 2021 Aku, ranting dan danau Aku berkaca lewat air danau di bawah sana Apa yang bisa kulihat selain diri yang mungil menggenggam ranting, kekasihku Tiada batang akar, dan dia, tiada pula aku Angin dan hujan dan matahari selalu menjadi kawan Menjadi musuh pula, musuh usia Tiada mereka aku tak akan menari-menari Merekapun bisa menjadikanku rapuh dan terjatuh Namun, akar berjanji akan memegangku teguh   Danau di bawah sana siap menangkapku ka
Postingan terbaru

Pola pikir "Cukup" untuk Konsumsi Stok Pangan Kala Pandemi

unplash/rice Pasar tradisional, supermarket, atau toko penjual kebutuhan pokok memang masih beroperasi. Tak ada yang tahu, di situasi pandemi ini, kegiatan ekonomi masyarakat khususnya pangan, apakah akan stabil seperti bulan ini, untuk dua atau tiga bulan ke depan. Masyarakat yang memiliki lahan, seperti persawahan, perkebunan, dan ternak kondisinya agaknya lebih baik dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka, ketimbang masyarakat di daerah perkotaan yang "menunggu" kiriman hasil olahan hasil pertanian di desa, kecuali masyarakat kota yang bisa mengolah lahan sempitnya menjadi lahan produktif.  Untungnya akses distribusi pangan masih longgar dalam penerapan sistem PSBB di beberapa daerah, jika itu tidak terjadi, kelangkaan bisa saja terjadi, dan sumber pangan menipis, dan saya yakin, hal itu tidak pernah kita harapkan. Setidaknya dengan menerima kenyataan bahwa kondisi masyarakat, khususnya bidang pangan yang tidak stabil, kita bisa memulai dari diri kit

bagaimana cara meluruhkan penyesalan

foto/unsplash/meditation ketika penyesalan dan cemas melanda, adalah perasaan yang sering menggangu. apalagi berkaitan dengan orang lain justru akan lebih rumit. mungkin terjadi karena keputusan yang tidak dipertimbangkan dengan matang, atau dengan tidak berpikir dua kali. lalu apa yang harus dilakukan? orang banyak menyebutnya dengan healing. bisa healing besar-besaran karena masalah besar, atau healing biasa saja dengan masalah yang tidak begitu rumit, namun sedikit menganggu untuk melangkahkan kaki ke tempat berikutnya. baru saja, saya mengalaminya. membuat sebuah keputusan yang salah, dan akhirnya menyesal. kemelut dalam pikiran saya sangat menganggu. walaupun urusan dengan orang lain sudah terselesaikan, namun dengan diri sendiri belum. ini pernah terjadi sebelumnya, namun mengapa pembelajaran yang dulu tidak terlalu membekas di dalam kehidupan saya? akhirnya saya melamun. lalu berpikir menggunakan situasi ini untuk meneliti diri saya: apakah saya bisa healing? bagaima

Ada yang Tahu, Saya sedang Ada Di mana?

Unsplash/waves Memisahkan kehidupan di dunia bukan berarti meninggalkan kehidupan di dunia, ia tumpangtindih, seperti ombak dan daratan. Ombak sesekali akan menuju daratan, dan sesekali pergi menjauh: tak selamanya menetap. Dan daratan tak berharap banyak untuk disinggahi ombak, namun setiap  ketika ada angin, angin mau membawa menyinggahi kehidupan, bahkan dengan besar.  *** Hallo, Manusianya ada? Oh, tidak ada ya? Kira-kira Manusia ada di mana ya? Mengurusi segala kehidupan di dunia bukanlah kuasa kita. Konsep Tuhan jelas meniadakan manusia sebagai pemilik abadi, dunia bukanlah milik manusia. Kita dihidupkan dan diciptakan hanya sebagai "tamu" yang dimuliakan, walau tak diagungkan. Penggunaan diksi ini sudah membedakan perspektif di mana posisi manusia, dengan posisi Tuhan yang sebagai Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Besar jelas pada tingkatan yang berbeda. Mulia adalah terhormat, yang tinggi. Maksudnya posisi ini tertinggi dari posisi manusia. Maka da

Seorang Budak dan Buku

dulu, mungkin Endonesia mengenal yang namanya budak, jongos, pembantu, atau apalah itu. kerja rodi untuk para sahabatsahabat negara, untuk negara juga tentunya. Upeti atau apalah itu. apakah saat itu ada pahlawan? untuk membebaskan budak-budak itu? tentu saja ada. yang berupaya meminta para sahabat pulang karena saatnya tlah tiba adalah pahlawan, sebab sifat ksatrianyalah yang sederhana nan guna membawa para sahabat berbalik arah. ksatria yang belum begitu mewah di masa itu. kenapa ada budak di masa itu? mungkin Endonesia sedang terpenjara, terjerat pasal kebohongankebohongan yang dibuatnya sendiri. sehingga, rakyatnya yang menjadi budak-budak negara lain. itu dulu... apakah ada budak yang bisa menjadi pahlawan bagi tuannya? ada. yakni. ialah mereka yang membaca buku. buku bisa menjadi tuan bagi mereka para budak. budak bisa menyelamatkan kata-kata yang terpenjara, membantu memaknai makna yang tak pernah selesai. budak yang pintar bisa membaca masalah-masalah di d

Bukan Palindrom

Aku sedang menyuapi mulutku dengan semangkuk sereal rasa cokelat. Penuh dengan susu putih murni. Di seberang mangkok sereal ku ada sebuah jurnal filsafat yang baru aku beli di toko buku ujung kompleks. Masih dengan bungkus barunya. Tepat di depanku pas. Keinginan untuk membukanya sangat besar. Di waktu yang sama, di tempat yang lain, aku sedang meninggalkan cucian ku yang di mesin cuci dan aku tahu ada selembar pakaian yang musti aku cuci malam ini, supaya besok tetap kering. Di waktu yang sama, di tempat yang berbeda, aku teringat tugas magisterku untuk dikumpulkan besok. Dan itu hal yang mustahil jika aku mengerjakan besok karena seperti aku sedang membunuh diriku sendiri. Dan di hadapanku sekarang adalah sebuah tulisan-tulisan yang menceritakan: tak ada hal yang sedang ku kerjakan malam ini. Ini malam kerjakan ku sedang gang hal ada tak: menceritakan yang tulisan-tulisan sebuah adalah sekarang hadapanku di dan. Sendiri diriku membunuh sedang aku seperti karena besok mengerjakan aku

Cita-Cita Muskito

Unsplash/quran Abah selalu meminta kepada anak-anaknya supaya kelak ketika salah satu anaknya menjadi seorang dokter, maka tidak boleh membuat pasien merasa tertekan karena penyakitnya, justru harus memotivasi supaya sembuh. Abah juga mengajarkan anaknya yang akan menjadi dokter itu untuk selalu meminta kepada Allah untuk diberi kemudahan dalam menangani pasien. Salah satu kandidat dokter adalah Kamila, anak pertama Abah yang sudah punya bakat menduduki peringkat tertinggi berturut-turut di setiap jenjang kelas. Jika berhasil menjadi dokter, nama Kamila akan berubah menjadi Dr. Kamila Ayu. Abah tak pernah memaksa anaknya untuk menjadi seorang seniman, karena seniman adalah orang yang benar-benar bisa melihat keindahan yang mungkin tidak orang lain lihat yang dikonkret menjadi sebuah karya. Entah rupa, suara, lukis, tari, musik, dan sebagainya. Jika seorang seniman dianggap sebagai sebuah pekerjaan, Abah tidak meyakini hal itu. Bagaimanapun juga, bagi Abah keindahan sebuah