Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

Pisang Getah Karet

Sri berkata-kata sambil bertatapan dengan bilik rumah yang terbuat dari bambu itu. "Sampai kapan aku bahagia dengan cara yang tidak seperti ini, Tuhan? Akankah Engkau mau memberikan sesuatu yang lain untukku, di tahun ini? Aku siap untuk kaya, Tuhan. Aku tidak akan main-main jika kau izinkan menjadi orang kaya. Tetapi tidak mungkin aku begitu, aku terlalu pesimis. Oh, Tuhan, tapi aku mau, " Dari celah bambu, angin berembus menerpa wajahnya. Sinar-sinar mulai menyelinap perlahan memanjang, dan menghujam wajahnya dan berbelok ke arah lantai rumah.  "Sri! Sri! Kamu dari mana?" "Aku dari rumah lho, Mak, eh di rumah, Mak. Ini baru selesai sujud, ada apa?" "Tadi kamu di Panggil Pak Jumari, untuk membantunya mengiret getah karet," "Apa yang terjadi dengan si Wawan yang membantunya selama ini?" "Wawan akan menikah, Sri. Dengan Asri putri Pak Wo," Sri mengunci mulutnya dan mengambil selendang untuk menutupi kepala