Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Mengambil Jarak dengan Uang

                   Sumber foto: unsplash Mengambil sikap berjarak dengan uang merupakan sebuah keputusan yang sulit. Mengambil jarak maksudnya, bagaimana saya kembali menjadi 'tuan' mereka, setelah selama ini saya mempertuankan uang. Uang mengontrol saya, hingga saya merasa begitu dikontrol uang. Bayangkan, setiap waktu saya ingin bersama uang, menempelkan tangan pada dompet saya dengan intensitas yang tinggi di setiap harinya. Uang berkurang tanpa prediksi, dan perencanaan, kelimpungan, dan serba salah ketika menipis. Dan karena alasan-alasan tersebut, membuat saya untuk secepatnya mengambil keputusan untuk tidak terlalu dekat-dekat dengan uang. Menghabiskan waktu dengan uang: mendapatkan ataupun menggunakan, sama saja  melekatkan diri saya dengan uang. Hingga di suatu titik, saya memandang standar kehidupan bahagia mengukurnya dengan nominal uang yang ada di rekening saya. Saya bisa membeli apapun dengan uang dan hidup saya akan bahagia. Hal itu bukan membuat saya bah

Apakah KBBI Pantas Disebut 'Kitab'?

Dalam sebuah diskusi, teks merupakan muatan wacana. Sependek pengetahuan saya, teks dan wacana berada pada ranah konsep/abstrak. Sedangkan naskah merupakan kongkretisasi teks. Teks dan naskah berbeda. Jika pengertian teks = naskah (dalam KBBI), naskah identik dengan tulisan, maka pengertian KBBI ini, tidak relevan dengan paradigma teks juga ada yang berupa lisan. Pembekuan pengertian dalam KBBI, terkadang belum memuaskan, entah apa tujuannya. Mungkin KBBI adalah teks. Dan di sekitarnya terdapat wacana: politik bahasa. jika seperti ini, apakah KBBI pantas dikatakan sebagai 'kitab'? 🙂 2019

Kucing Hitam: Tak Selamanya Dunia itu Surga

bukukita.com Pembacaan saya terhadap karya Poe adalah justru tentang kemanusiaan. Karya Poe mengisahkan bahwa, di dunia tidak selamanya  surga, tidak selalu keindahan yang ada di dunia membuat kita semakin mengerti arti kemanusiaan. Poe menyadarkan bahwa, banyak kejadian kehidupan yang sengaja sering tak sanggup kita lihat, padahal kita akui ada. Karya nya, Kucing Hitam ini, mengantarkan kita pada cerita-cerita kebengisan, yang bisa dikatakan sepatutnya kita musti sama-sama mengetahui dan menerima. Judul                                  : Kucing Hitam Penulis                               : Edgar Allan Poe Tahun Terbit Terjemahan   : 2004 Penerjemah                       : Anton Kurnia Penerbit                             : Penerbit NuansA Kota Penerbit                     : Bandung Saya belum cukup yakin, bahwa karya Kucing Hitam goresan tangan Alan Poe, akan diterima di Indonesia sebab, salah satu cerita yang saya baca, penuh dengan adegan kekeras

Sastra: Karya, Fungsi, dan After Teast

Secara teoretis, sastra dibedakan menjadi dua. Pertama, karya sastra kreatif ( creat /menciptakan), yang kedua karya satra ilmiah. Karya sastra yang pertama mengacu pada karya sastra imajinatif, yakni puisi, prosa, dan drama, sedangkan sastra ilmiah, atau karya non-imajinatif mengacu pada kritik, teori, dan sejarah sastra. Linguis Perancis meyakini terdapat salah satu bentuk karya sastra yang diyakin sebagai karya sastra non-imajinatif, yakni esai. Namun, pandangan tersebut belum diterima di Indonesia. Di Indonesia, masih menempatkan esai sebagai karya non-fiksi, bahkan disebut ilmiah populer. Namun, bukankah sebuah keanehan, kata 'sastra' yang berarti pengajaran itu, mulanya datang secara mandiri, membawa sebuah konsep yang independen, tetiba ada sesuatu yang sengaja membelahnya menjadi dua. Dan penamaan hasil pembagiannya menyisipkan sebuah watas berupa kata menjadi frasa yang maknanya justru sangat sempit dengan kata induknya yakni sastra, yakni menjadi: karya sastra.

seb-ab

rebah, aku terpahat sebuah sebahat kepala penuh sesak menanti sanubari sebati dengan hati. saban hari, santai sebai menggantung di leher, menemani udara melewati kerongkongan supaya tetap berhembus halus. mata sebam, karena sebat menghentak-hentak keseringan, sebab, sebat menghentak-hentak keseringan, maka buai terasa lembut di helai. ini seperti, sebabat menggantung pada sebab, dan biduk sibak, meretak. 2019